Suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa setiap orang ingin hidup sempurna baik di dunia maupun di akhirat dan itu pula yang diperintahkan Allah kepada manusia dalam Al Qur’an, namun tidak semua orang mampu mencapainya. Hal itu sangat di pengaruhi oleh kesadaran mereka dalam menjalankan ajaran agama dan kemampuan memanfaatkan karunia Allah yang terbentang di bumi ini. Sedangkan manusia hidup tidak bisa lepas dari ajaran agama yang telah ditetapkan Allah SWT. dan dituntunkan oleh Nabi Muhammad SAW. Selaku pembimbing manusia dalam menjalani kehidupan serta usaha yang sungguh-sungguh dalam memanfaatkan isi alam semesta ini agar manusia dapat mencapai kesempurnaan hidup di dunia maupun di akhirat nanti. Sebagaimana firman Allah SWT yang berbunyi
Artinya:
Dan carilah pada apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari ( kenikmatan)duniawi dan berbuat baiklah ( kepada orang lain ) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu; dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi (QS. Al –Qashash 77)
Untuk lebih memudahkan para pembaca memahami hal tersebut perlu digambarkan pada tulisan ini tentang hakikat hidup manusia yang terbagi menjadi 4 bagian
1. Bahagia di dunia dan di akhirat
Kebahagian hidup di dunia dicapai dengan terpenuhinya semua kebutuhan hidup seperti harta yang melipah, pangkat dan kedudukan, ilmu yang memadai dan lain-lainnya, selain dari itu mampu beramal shalih dengan memanfaatkan potensi yang dimilikinya sehingga dapat menjamin kebahagiaan hidupnya di akhirat kelak
2. Sengsara / menderita di dunia tetapi bahagia di akhirat
Kesengsaraan hidup di dunia akan berakhir dengan kemantian. Jika seseorang tetap memiliki iman dan taqwa kepada Allah serta tekun melaksanakan amal shalih di tengah penderitaan yang dihadapi, maka penderitaan di dunia diganti dengan kemuliaan dan kebahagian hidup di akhirat
3. Bahagia di dunia tetapi sengsara / menderita di akhirat
Terpenuhinya kebutuhan hidup di dunia yang tidak diikuti dengan pelaksanaan amal shalih apalagi jika banyak melakukan maksiat kepada Allah SWT maka kebahagian hidupnya di dunia diganti dengan kesengsaraan di akhirat
4. Sengsara/ menderita di dunia dan semakin sengsara dan menderita diakhirat
Adakalanya orang yang hidup dalam kesengsaraan justru banyak melakukan kemaksiatan kepada Allah, misalnya biasa meninggalkan shalat dan lain-lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sering melakukan pelanggaran terhadap ketentuan agama seperti berjudi, mencuri, memperdagangkan barang-barang haram. Orang semacam itu akan mengalami dua kesengsaraan yakni sengsara di dunia dan semakin sengsara di akhirat
Dari keempat hakikat hidup yang diuraikan diatas, setiap orang berusaha agar bisa mencapai tingkat yang pertama yakni bahagia di dunia dan diakhirat. Jika tidak, sekurang-kurangannya pada tingkat kedua yakni walaupun sengsara / menderita di dunia tetapi bahagia di akhirat
Untuk mencapai kedua hal tersebut dapat dilakukan berbagai macam cara Salah satunya berusaha secara maksimal dengan manfaatkan seluruh potensi dan sumber daya yang dimiliki, diimbangi dengan pendekatan diri Allah SWT melalui dzikir, munjat dan do’a. Diantara do’a yang baik untuk diamalkan agar bisa mencapai kesempurnaan hidup di dunia sampai dengan di akhirat adalah do’a berikut ini
Artinya:
Ya.Allah, Perbaikilah bagiku agamaku karena ia adalah pemeliharaan urusanku, dan perbaikilah bagiku duniaku karena disanalah tempat hidupku, dan perbaikilah bagiku akhiratku karena kesanalah tempat kembaliku, dan jadikanlah hidup untuk menambah bagiku pada tiap- tiap kebaikan dan jadikanlah maut untuk istirahat bagiku dari tiap-tiap kejahataan ( HR Muslim dari Abu Hurairah RA )
Kandungan do’a tersebut diatas
1. Agama sebagai pemelihara semua urusan
Allah menetapkan agama (Islam) sebagai pemelihara manusia agar senantiasa bisa berjalan pada jalan yang lurus. Agar tercapai yang demikian, maka Allah menurunkan Al –Qur’an kepad Rasulullah SAW yang kemudian beserta sunnahnya diwariskan kepada seluruh umat manusia. Dengan Al –Qur’an dan Sunnah Rasul manusia tidak akan pernah tersesat selamanya, karena dengannya semua urusan hidup manusia akan menjadi baik dan sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Allah SWT. Al-Qur’an memuat petunjuk bagi manusia menuju jalan yang lurus dan kabar gembira bagi orang-orang yang melaksanakan amal shalih serta peringatan dan ancaman adzab bagi orang-orang yang tidak beriman dan pelaku maksiat kepada Allah ( lihat Al Israa ayat 9 )
2. Dunia sebagai tempat hidup / kehidupan
Allah menciptkan bumi dan segala isinya agar dimanfaatkan oleh Adam dan keturunannnya ( manusia ) untuk mencapai kesempurnaan hidup di dunia yang fana ini. Semua yang telah dikaruniakan Allah kepada manusia ini harus bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya dengan penuh tanggungjawab karena kesempatan hidup di dunia hanya satu kali
3. Akhirat sebagai tempat kembali
Kehidupan hakiki dan abadi bagi manusia adalah di akhirat . Oleh karena itu, setiap manusia melakukan aktifitas selagi hidup di dunia hendaknya bermuara pada kehidupan akhirat. Kehidupan akhirat itulah yang lebih baik dan kekal sebagaimana firman allah SWT dalam surah Al –A’laa ayat 17
(sedangkan kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal)
Dari firman Allah SWT pada ayat lain
Dan sesungguhnya kehidupan akhirat itu adalah lebih baik bagimu dai pada kehidupan dunia ( terjemahan QS Adh Dhuha : 4 )
4. Hidup untuk melakukan dan menambah kebaikan
Hidup di dunia hanya sementara, sedangkan kehidupan yang sebenarnya adalah akhirat. Oleh karena itu. Mutlak bagi manusia agar hidupnya dimanfaatkan untuk melakukan berbagai amal shalih karena amal shalihlah yang dapat mengantarkan manusia pada kehidupan yang sebenarkan di akhirat. Sebaliknya, miskin amal shalih akan mengantarkan manusia pada kesengsaraan dan penderitaan yang hakiki diakhirat. Ada tiga sahabat yang akan mengiringi perjalan hidup manusia; pertama, yang mengantarkannya hingga sakaratul maut yakni harta kekayaan dan pangkatnya; kedua yang mengantarkan hingga liang lahat yakni keluarga, tetangga dan teman sejawat; sedangkan yang mengantarkan hingga hari akhirat adalah amalnya. Sebaik-baik amal yang bisa mendatangkan kemuliaan di akhirat adalah amal shalih
5. maut sebagai akhir dari kemaksiatan dan kejahatan
Jika akhir kehdupan adalah kematian, maka amal pun akan berakhir dengan kematian begitu pula dengan kemaksiatan dan kejahatan. Bagi orang yang beriman, kematian merupakan harapan karena dengan kematian dia diselamatkan dari perbuatan maksiat dan durhaka yang berkepanjangan. Sebaliknya, bagi orang yang durhaka kematian adalah penderitaan yang menyebabkan mereka takut menghadapinyanya
Kandungan do’a diatas adalah permohonan kepada Allah SWT; kiranya Allah berkenan menjadikan kita sebagai orang yang memiliki kesadaran beragama yang mantap; kreatifiytas yang tinggi untuk mengelola isi ala mini sehingga menberikan manfaat bagi kesejahteran hidup dunia dan kesadaran yang tinggi untuk selalu tekin beribah bagi bekal hidupnya diakhirat sehingga hidupnya menjadi bermanfaat dan tidak sia-sia serta keimanan yang mantap kepada Allah dan hari kemudian
Do’a di atas jika diamalkan secara rutin setiap selesai shalat fardhu akan memudahkan kita menggapai kesahteraan dan kebahagian hidup di dunia serta keselamatan dan kesempurnaan hidup di akhirat. Insya
Senin, 25 Agustus 2008
Menggapai Kesempurnaan Duniawi dan Ukhrawi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar